Rabu, 13 Februari 2013

Museum Olahraga TMII


Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental,Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain. terdiri dari :
1. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
    Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).
2. Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
    Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
3. Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
    Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya. Kritik impresionis dapat berbentuk :
· Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa).
· Caligramme (paduan kata)
· Painting (lukisan)
· Photo image (imagi foto)
· Modification of building (Modifikasi bangunan)
· Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).
  
Contoh :
Kritik impressionis : menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya.

MUSEUM OLAHRAGA TMII
Museum Olahraga berdiri di atas lahan dengan luas 1,5 ha dengan luas bangunan ± 3000 m2, dan tinggi 17 meter. Lokasi site museum olahraga sangatlah strategis, kerena dekat dengan pintu masuk selatan dan jalan utama area masuk TMII Bentuk bangunan Museum Olahraga adalah Bola, karena diambil dari salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu sepak bola. Museum olahraga dirancang oleh Ir. Zain Rachman pimpinan PT EXOTICA, sedangkan pola serta isi Museum Olahraga disusun oleh tim yang diketuai oleh I Nyoman Nuarte.

Gambar Tampak Depan Museum Olahraga yang di ambil dari depan bangunan Olahraga tersebut. Terlihat sangat kokoh karena terdapat bola yang sebagai ciri bangunan tersebut adalah museum olahraga.

Konsep dasar penerapan metafora pada museum berawal dari gagasan ide sebuah olahraga yang terkenal, yaitu sepak bola. Dari permainan sepak bola itu, mewujudkan konsep dengan merujuk kepada suatu bentukan bola. Bentuk bola tersebut tidak hanya sebagai estetika bangunan, tetapi lebih memperhatikan fungsi ruang yang berada didalamnya.
Desain bangunan yang terimajinasi oleh bentukan bola ini, jika dilihat dari jarak jauh mempunyai tekstur yang halus dengan pemberian warna putih pada dinding selimut bola,. Setelah dilakukan penglihatan secara dekat, tekstur dari ruang lingkup bola tersebut menjadi agak jelas dan terlihat ornament yang terkandung didalam selimut bola. Material yang digunakan untuk selimut bola adalah keramik 10/20 dan terdapat space yang berfungsi untuk menimbulkan garis segi enam.


Ruang Pameran


Ruang pameran olahraga berprestasi, menampilkan pelbagai alat olahraga dan penghargaan berupa medali dan piala para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia; permainan tradisional, menampilkan sejumlah alat permainan tradisional dari berbagai provinsi; serta Pekan Olah Raga Nasional (PON), menampilkan berbagai hal mengenai PON-I sampai dengan PON-9, dan alat perwasitan.
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengamatan tentang peranan museum olah raga di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bahwa:
1.        Museum olahraga di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sangatlah berperan dalam melestarikan olahraga tradisional.
2.        Museum olahraga Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan beraneka ragam.
3.        Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai sarana pemersatuan kebudayaan yang beraneka ragam di Indonesia.
4.        Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai tempat pelestarian budaya-budaya yang lain.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda